Setelah setahun berada di
penjara Korea Utara yang terkenal kejam itu, bulan Mei 2018 lalu akhirnya
pendeta Amerika bernama Kim Hak Song bersama dua orang rekannya akhirnya dibebaskan.
Dalam pernyataan resminya baru-baru ini, Kim mengungkapkan meskipun dalam situasi yang berat itu ia tetap bisa memberitakan Injil Kristus.
Waktu Kim pulang kembali ke
Amerika, ia disambut langsung oleh Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden
Mike Pence. Setelah satu bulan sejak kepulangannya, baru kali ini ia membuat pernyataan resmi kepada publik.
Kim ditangkap pada bulan Mei 2017
saat mengajar tentang bagaimana menanam padi di sebuah kampus khusus yang
dibangun oleh kelompok Kristen Injili di Pyongyang, Korea Utara. Pengadilan Korea Utara menyatakan Kim bersalah
karena ia memimpin doa pagi, selain itu dia juga mengirimkan email kepada
gerejanya di Amerika Serikat meminta dukungan doa untuk masyarakat Korea Utara.
Biasanya para narapidana di Korea Utara yang bersalah karena melakukan kegiatan agama yang dilarang di negara itu, mereka mengalami siksaan yang berat. Namun Kim mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengalaminya selama di penjara itu. Walau demikian menurut istrinya, Kim hingga saat ini masih berjuang melawan trauma dan tekanan psikologis.
Baca juga :
Pendeta Ini Yakin Tuhan Pakai Donald Trump Untuk Hentikan Kim Jong Un Sekalipun Lewat Perang
Demi Beritakan Kabar Baik, Mereka Ini Rela Mati Untuk Seludupkan Alkitab ke Korea Utara
Di penjara Kim menghabiskan
banyak waktunya untuk mengaku dosa dan berdoa agar keluarganya dalam
perlindungan Tuhan. Hingga suatu saat
salah seorang petugas memintanya menulis tentang kekristenan. Hal itu
membuatnya memiliki saluran untuk membagikan imannya secara terbuka kepada
perwakilah rezim yang selama 16 tahun terakhir berada di daftar paling pertama sebagai negara penganiaya umat Kristen.
“Saya merasa bersyukur dan
berterima kasih karena pada waktu itu saya bisa membagikan pesan Tuhan kepada
orang itu,” demikian ungkap Kim yang saat itu membagikan kebenaran Firman Tuhan dari kitab Kejadian.
Tujuan utama Kim saat datang ke
Korea Utara adalah mengajar orang-orang di sana tentang menanam padi yang baik
sehingga bisa membantu krisis makanan yang dialami negara tersebut. Walau ia tidak bisa menuntaskan misinya itu,
namun ia percaya bahwa perjalanannya ke Korea Utara tidaklah sia-sia, sebab
Injil diberitakan di sana, bahkan dalam penjara sekalipun.
Mari berdoa bagi Korea Utara,
terutama pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un pada Selasa
(12/6/2018) besok di Singapura. Kiranya pertemuan ini menghasilkan kesepakatan
yang baik, dan Korea Utara bisa semakin terbuka sehingga Injil bisa semakin
luas diberitakan di negara tersebut.